Emas terus melonjak dan hampir menyentuh level $4.000 per ons seiring berlanjutnya penutupan pemerintah AS yang menunda rilis data payroll penting, sehingga membuat prospek ekonomi semakin tidak jelas. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar mengandalkan laporan swasta untuk melihat kondisi ekonomi, sementara bank sentral kesulitan mengambil keputusan kebijakan moneter.
Peningkatan emas yang sudah mencapai hampir 50% tahun ini didorong oleh gejolak ekonomi dan ketegangan geopolitik yang meningkat, serta siklus pemotongan suku bunga Federal Reserve yang menguntungkan logam mulia karena emas tidak memberikan bunga. Selain itu, pembelian emas oleh bank sentral yang ingin mengurangi ketergantungan pada dolar juga memperkuat harga.
Menurut analis Ahmad Assiri dari Pepperstone Group, tren pemotongan suku bunga dan melemahnya pasar tenaga kerja akan terus mendukung harga emas, meskipun ada potensi koreksi sementara yang sehat dalam reli jangka panjang ini. Emas tetap menarik sebagai aset perlindungan nilai di tengah cakrawala global.
Pada perdagangan pagi ini, harga emas naik 0,5% menjadi $3.905,54 per ons, setelah mencatat kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut. Logam mulia lain seperti perak, platinum, dan paladium juga menunjukkan kenaikan, sementara dolar AS sedikit menguat.
Sumber : newsmaker.id