Bursa Asia Pasifik pada Selasa pagi, 2 Desember 2025, dibuka dengan nada hati-hati. Sentimen masih terbebani oleh pelemahan global di awal Desember, kejatuhan tajam pasar kripto, dan kekhawatiran kenaikan imbal hasil obligasi yang membuat investor lebih enggan mengambil risiko. Indeks acuan saham Asia sebelumnya sempat turun sekitar 0,3%, dipimpin pelemahan pasar Jepang, setelah pernyataan bernada hawkish dari Bank of Japan (BOJ) memicu kekhawatiran pengetatan kebijakan yang lebih cepat.
Fokus utama pagi ini tetap tertuju ke Jepang. Indeks saham utama Negeri Sakura bergerak di kisaran 49.500 poin dan masih berada di zona koreksi, setelah pada sesi sebelumnya jatuh lebih dari 1% dan memimpin penurunan di kawasan. Penguatan yen terjadi setelah Gubernur BOJ Kazuo Ueda memberi sinyal paling jelas sejauh ini bahwa peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember semakin terbuka. Hal ini membuat pelaku pasar mengurangi eksposur di saham berisiko tinggi, terutama sektor yang sensitif terhadap suku bunga dan ekspor.
Di luar Jepang, pergerakan bursa cenderung campuran namun relatif lebih stabil. Indeks utama Hong Kong berada di sekitar 26.000 dan sempat mencatat kenaikan mendekati 1% sehari sebelumnya, didukung saham teknologi Tiongkok. Di Australia, futures S&P/ASX 200 mengindikasikan pembukaan yang sedikit menguat, sejalan dengan sentimen positif terbatas di saham komoditas dan energi. Investor Asia Pasifik kini menunggu rilis data ekonomi AS yang padat sepanjang pekan-termasuk data tenaga kerja dan inflasi-serta perkembangan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve yang bisa menjadi penentu arah pasar menjelang akhir tahun. (az)
Sumber: Newsmaker.id
